Resiliensi dalam Dulhaji Dolena

Resiliensi dalam Dulhaji Dolena

Dulhaji, subjek utama dalam film Dulhaji Dolena (Anita Reza Zein, 2020), dengan fasih menceritakan kondisi area tempat tinggalnya beberapa tahun lalu ketika air laut belum naik dan menenggelamkan rumah-rumah di sekitar. Dari ingatan-ingatan Dulhaji, terlihat bahwa bukan hanya kondisi lingkungan yang berubah, banjir rob juga turut menyapu interaksi sosial orang-orang yang tinggal di sana. Lapangan yang biasa dipakai bermain bola dan berkumpul kini sudah tenggelam. Begitu juga dengan lapangan yang dahulu dipakai sebagai pusat hajatan warga. Rumah-rumah yang terendam dan tak layak huni mulai ditinggalkan pemiliknya.

Film ini mengajak penonton untuk menengok kondisi Desa Api-api, Pekalongan, Jawa Tengah, yang terendam banjir rob, beserta keseharian warganya yang bermukim di sana. Tempat tinggal Dulhaji berada di wilayah pesisir yang menghadap langsung ke laut Jawa. Wilayah pesisir adalah area perbatasan yang menghubungkan ujung daratan dan tepi laut. Sebagaimana Dulhaji bercerita di awal film, banjir rob adalah konsekuensi yang sudah dipahami warga yang tinggal wilayah ini sejak tahun 2008. Namun, kerja alam tak bisa dikalkulasi secara presisi. Estimasi tinggi banjir rob ternyata melebihi dari apa yang disosialisasikan oleh pemerintah bertahun lalu, ketika Dulhaji membeli tanah di sana. Wilayah pesisir utara pulau Jawa mengalami penurunan permukaan tanah tiap tahunnya. Penyerapan air tanah memperburuk semuanya.

Dulhaji Dolena menghadirkan sosok Dulhaji yang supel dan humoris, tidak hanya sebagai pemandu cerita, tapi juga sebagai representasi masyarakat kelompok ekonomi lemah yang tidak punya pilihan selain bertahan dan mengakali keterbatasannya, sambil rajin-rajin menghibur diri agar tetap bahagia. Dulhaji juga sosok pekerja keras. Dengan dandanan klimis dan setelan denimnya, ia berjualan buah potong keliling kampung. Kadang ia menjadi pemandu acara ulang tahun anak-anak. Di waktu luangnya, di dalam kandang kambing yang ia pakai sebagai tempat mengungsi tiap banjir rob datang, ia menciptakan lagu keluh kesah banjir ditemani sebuah gitar.

Bertemu subjek dengan karakter yang menarik dan tidak canggung oleh kehadiran kamera adalah keberuntungan bagi pembuat film dokumenter. Pembuat filmpun cakap dalam berinteraksi dengan Dulhaji, hingga menawarkan untuk merekamkan video klip dari lagu ciptaan Dulhaji. Meskipun berangkat dari tema bencana dan lingkungan, Dulhaji Dolena dikemas dengan menyisipkan konsep yang performative. Tak seperti film-film dengan tema serupa yang kerap bergulat pada penderitaan subjek-subjeknya.

Namun di saat yang sama film ini membutuhkan konteks bahwa perkara banjir rob ini adalah problem struktural, bukan perjuangan individu. Perubahan kondisi geografis adalah keniscayaan, terutama bagi negara dengan wilayah kepulauan seperti Indonesia. Banjir robpun adalah risiko yang telah diprediksi. Bahkan beberapa penelitian ilmiah sudah memaparkan solusi-solusi praktisnya. Sialnya, Dulhaji tidak berdaya.

Ditulis oleh Ayu Diah Cempaka

Artikel terbaru

Tentang Mereka yang Dimarginalisasi di Tanah Sendiri

01

Tentang Mereka yang Dimarginalisasi di Tanah Sendiri

Konon katanya, semua yang berasal dari tanah akan kembali ke tanah. Tanah menjadi permulaan sekaligus akhir dari sebuah siklus kehidupan. Sebuah elemen esensial bagi manusia dan seluruh ekosistem yang meliputinya. Amandemen pasal 33 ayat 2 dan 3 UUD 1945 menyebutkan bahwa bumi—termasuk tanah, lahan, kebun, hutan—air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh […]

Tentang Mereka yang Dimarginalisasi di Tanah Sendiri
Autisme Bukan Aib

02

Autisme Bukan Aib

Gores-gores tinta hitam dan biru tegas memenuhi kanvas merupa langit malam, di tengah itu semua seekor kucing yang magis seperti terbang dalam luasnya galaksi. Lukisan kucing itu adalah karya Ferdiandra Putra yang disiapkan untuk pameran perdananya. Tidak hanya lukisan, Ferdi juga menyiapkan beberapa topeng dan hasil kriyanya untuk dipamerkan. Melukis menjadi cara Ferdi mengekspresikan imajinasi […]

Autisme Bukan Aib
Mencegah Bencana, Mengingat Kearifan Yang Terabaikan

03

Mencegah Bencana, Mengingat Kearifan Yang Terabaikan

Dalam setiap masyarakat tradisional yang memiliki hubungan erat dengan alam, ada sebuah kearifan lokal. Kearifan lokal atau pengetahuan lokal menubuh dalam cerita, peribahasa, nasihat, agama, seni dan juga arsitektur. Sehingga generasi yang baru akan dapat memahami pengetahuan tentang ruang hidupnya dan terus bertahan dari goncangan zaman. Seperti dalam film Suku Sasak Menjaga Kearifan Lokal (2019) […]

Mencegah Bencana, Mengingat Kearifan Yang Terabaikan
Menghayati Relasi Manusia dan Alam yang Lebih Adil Melalui Semesta

04

Menghayati Relasi Manusia dan Alam yang Lebih Adil Melalui Semesta

Banyak kerusakan terjadi di bumi ini diakibatkan oleh manusia modern. Manusia modern dengan egosentrismenya, menganggap jika alam hanyalah instrumen belaka. Kehadiran alam dilihat sebatas sumber kebutuhan dan oleh karenanya bebas dieksploitasi. Eksploitasi habis-habisan yang dilakukan oleh manusia modern menghadirkan ketidakseimbangan di bumi dan menyebabkan krisis ekologis yang makin hari makin dalam. Eksploitasi sumber daya alam […]

Menghayati Relasi Manusia dan Alam yang Lebih Adil Melalui Semesta
Lihat Semua

Berhasil disalin!