Klip Dokumenter
MEMBUKA LAHAN HUTAN
01:13
Warga daerah transmigrasi Desa Merah Jernang membuka lahan untuk berladang kopi di wilayah hutan lindung.
KONDISI LADANG KOPI
06:13
Kondisi tanah yang digarap oleh para petani tidak cocok untuk berladang kopi dan membutuhkan pupuk dalam jumlah besar.
TERLILIT UTANG
03:29
Hasil penjualan kopi dan usaha bakso keliling tidak dapat melunasi hutang pupuk dan biaya sekolah.
STATUS KAWASAN TRANSMIGRASI
03:00
Wilayah transmigrasi ternyata berada dalam kawasan hutan lindung.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DESA
01:07
Konflik yang dihadapi pemerintah desa ketika warga yang mengalami kesulitan ekonomi merambah hutan demi kelangsungan hidup.
Indonesia, 2016
Sutradara
:Riyan Sigit Wiranto, Miko Saleh
Produser
:Faisal Ilyas
Rumah Produksi
:Aceh Documentary
29
SINOPSIS
Keluarga Supandi dan Mursiti dihadapkan pada dilema. Sebagai petani kopi, Supandi tidak dapat menggantungkan hidup dari hasil ladang kopi yang telah digarapnya sejak tahun 1997 silam. Tinggal di daerah dengan ketinggian 1880 mdpl (meter di atas permukaan laut), mereka butuh lahan yang lebih cocok dan lebih subur untuk menanam kopi. Ketika hasil panen dan usaha sampingan berjualan bakso keliling tidak dapat memenuhi biaya hidup dan pendidikan anak mereka, membuka lahan hutan menjadi satu-satunya harapan di tengah sulitnya membayar hutang pupuk yang terus menumpuk.
Film 1880 MDPL (2016) berfokus pada keseharian Supandi dan Mursiti, salah satu keluarga di wilayah transmigrasi di Desa Merah Jernang, Aceh Tengah. Berasal dari Jawa dan berprofesi sebagai petani kopi di daerah asalnya, pada tahun 1997 mereka diberi tempat tinggal dan lahan sebanyak 2 hektar untuk melanjutkan hidup dengan berladang kopi di wilayah baru. Bagi Supandi dan Mursiti, berladang kopi adalah mata pencaharian dan modal hidup mereka seperti halnya para transmigran lain di wilayah ini. Namun, lahan yang tersedia tidak memungkinkan mereka untuk bertahan apalagi untuk lepas dari lilitan hutang pupuk. Film ini memperlihatkan konflik internal para transmigran yang dihadapkan pada kesulitan ekonomi dan kebutuhan menjaga hutan sebagai sumber kehidupan.
Penghargaan
Nominasi Film Dokumenter Pendek Terbaik, Festival Film Indonesia 2016 Best Student Documentary, Festival Film Dokumenter 2016 Film Dokumenter Pendek Terbaik, Malang Film Festival 2016
Lihat lebih banyak
Dokumenter Terkait
Menyelam Bersama Hiu dalam Perspektif Konservasi
2019. 5 mnt
Artikel Terkait
Masuk
Silahkan masuk untuk menonton
MasukTidak punya Vitamin? Klik di sini untuk lihat cara berlangganan
Daftar sekarang