Setelah dibungkam selama lebih dari 50 tahun, beberapa penyintas tragedi 1965 menyanyikan lagu-lagu yang telah lama hilang.
Setelah pemberantasan komunisme besar-besaran yang dilakukan oleh rezim Suharto pasca 1965, berjuta-juta warga yang dituduh punya koneksi dengan PKI atau gerakan kiri dipenjara, dihilangkan, dan dibebani stigma pengkhianat negara. Buku-buku dan lagu-lagu yang berhubungan dengan masa pra 1965 juga dimusnahkan dan dilarang.
Meskipun demokratisasi membawa angin harapan bagi rekonsiliasi atas sejarah kelam bangsa ini, berbagai kelompok masih terus menentang diungkapnya kembali tragedi 1965. Dalam konteks inilah, paduan suara Dialita dibentuk oleh para wanita di atas lima puluh tahun yang merupakan penyintas dan keluarga penyintas 1965. Dalam paduan suara ini, mereka mengobati trauma, menemukan dukungan dan cara baru untuk menyampaikan sejarah yang dihapus dari ingatan bangsa ini kepada para generasi muda.
Penghargaan
Dokumenter Pendek Terbaik, Festival Film Indonesia 2018
Dokumenter Pendek Terbaik, Freedom Film Festival 2018, Malaysia