Dulhaji tinggal di desa Api-Api di wilayah Pekalongan di Jawa Tengah. Perencanaan kota yang buruk dikombinasikan dengan pengambilan air tanah yang berlebihan telah menghasilkan dataran yang lebih rendah. Air laut mengalir ke rumah warga. Karenanya, komunitas-komunitas ini telah terkena dampak banjir yang parah sejak 2008. Dulhaji menjalani hari-harinya dengan berjualan buah keliling selain mencari nafkah untuk keluarganya, ia ingin menghibur anak-anak dan ibu-ibu dengan canda-tawa di desanya.
Penghargaan
Finalis Dokumenter Pendek Terbaik, VGIK International Film Festival
Nominasi Dokumenter Pendek Terbaik, Festival Film Indonesia 2020