Di sela kesibukan sebagai ibu rumah tangga, Suwini, ibu tiga anak, menyempatkan ngidep (membuat bulu mata). Sementara Suwitno, suaminya, sehari dua kali, pagi dan sore, harus naik-turun 21 pohon kelapa yang disewa untuk mengambil air nira. Harga gula jawa tak semanis rasa gulanya.
Film dokumenter pendek ini diproduksi oleh pelajar SMA di tahun 2014. Ini dokumenter pertama pelajar Purbalingga yang diproduksi secara observasional. Setelahnya muncul dokumenter-dokumenter observasional lainnya.
Penghargaan
Dokumenter Pendek Pelajar Terbaik, Malang Film Festival (Mafifest) 2014
Tata Suara Terbaik, Madyapadma 2014
Sinematografi Terbaik, Madyapadma 2014 Ide Film Terbaik, Madyapadma 2014
Penyutradaraan Terbaik, Madyapadma 2014
Film Dokumenter Terbaik, Madyapadma 2014
Film Dokumenter Favorit Penonton, Festival Film Purbalingga 2014
Nominasi, Festival Film Dieng 2014
Apresiasi Film Independen Pelajar Terbaik, Apresiasi Film Indonesia 2014
Nominasi, Festival Film Indonesia 2014
Film Terbaik Kategori Pelajar, Festival Film Dokumenter 2014
Film Terbaik Kategori Pelajar, Piala Maya 2014
Nominasi, XXI Short Film Festival 2015